Selasa, 07 Januari 2014

Ketika HAMIL di Hong Kong, KENAPA TAKUT??

Bicara soal keHAMILan di Hong Kong yang dialami Buruh Migrant Indonesia, saya menemui bayak sekali komentar dan penilaian yang menurut mereka benar, bahkan tak sedikit yang dengan mudahnya melontarkan hujatan, mereka berfikir bahwa hamil di negara orang itu adalah SALAH BESAR. Hal itu membuat saya miris sekali, karena pribadi yang saya temui di sini secara nyata adalah mereka hamil dengan suaminya. Dan lagi, HK memang memiliki perlindungan hukum kepada pekerja yang hamil.

Setiap PRT migran berhak mendapatkan perlindungan kehamilan dan perlindungan bersalin. Majikan TIDAK dapat memecat pekerja yang hamil kecuali pekerja telah secara nyata melakukan pelanggaran yang serius, perlindungan itu didasarkan pada hukum ketenagakerjaan Hong Kong. Tapi PRT BERHAK memutuskan kontrak kerja.
Ada lembaga yang melindungi tentang hal ini yaitu PathFinders.
Berdasar aturan tersebut, majikan yang memecat PRT yang hamil bukan karena pelanggaran yang serius dapat dikenakan tuntutan pidana dan jika dinyatakan bersalah dapat dikenai denda sebesar HK$ 100.000. PRT tersebut juga bisa mengajukan tuntutan di Equal Opportunities Commisssion (EOC) terhadap majikannya.
Selain itu, ada beberapa hak yang layak diterima oleh pekerja atau PRT yang hamil. Syaratnya adalah pekerja atau PRT tersebut telah bekerja tidak kurang dari 40 minggu sebelum masa cuti bersalin dan telah menyampaikan pemberitahuan tentang kehamilannya melalui surat keterangan dokter kepada majikan. Hak-hak yang layak diterima PRT tersebut adalah satu bulan gaji sebagai ganti pemberitahuan (uang pengganti notice), hak cuti tahunan, satu bulan gaji sebagai ganti rugi, dan pembayaran 10 minggu cuti bersalin.

Pembayaran cuti bersalin dihitung berdasarkan 4/5 dari gaji. Contohnya, jika gaji PRT tersebut adalah HK$4010, maka dia berhak mendapatkan 10 minggu pembayaran cuti bersalin yang berjumlah HK$7.382. Cara menghitungnya: HK$4010 x 12 bulan / 365 hari x 7 hari x 10 minggu x 4/5.

Hamil itu hak setiap wanita, kapanpun, dimanapun. Kita jangan berfikir cupet (cobalah agak membuka wawasan anda,  karena apa yang anda komentarkan akan mencerminkan apa yang anda pikirkan).

Apakah hanya karena seorang perantau lalu hamilnya selalu karena alasan negatif?? TIDAK. Banyak para suami dari TKW yang berkunjung ke HK(kebayakan si suami adalah juga TKI di Korea, Malaysia dll, dan si istri tidak mau dirumah sehingga kembail bekerja ke HK) yah masyarakat dunia tahu HK tempat wisata yang bagus, ada juga setelah cuti dari Indonesia (pastinya cuti bertemu suaminya) setelah pulang kesini hamil.
Namun demikian tak dapat dipungkiri bahwa memang ada segelintir BMI HK yang  hamil dengan pasangan yang bukan suaminya, jelas jika dinilai oleh masyarakat ini hal yang tidak baik, bahkan nista, saya juga sangat kecewa kepada perantau yang seperti ini.

Peraturan tentang perlindungan BMI hamil tersebut tidak hanya untuk BMI, tapi SELURUH PEKERJA PRT ASING SAMA, yang dari Philipin,Vietnam,Thailand dll, tidak perduli status mariage or singgle, menurut saya pribadi harusnya peraturan ini dibenahi, perlindungan ini KHUSUS UNTUK YANG BERSTATUS MENIKAH, begitu.

Lagipula kalau dalam keadaan hamil tetap meneruskan pekerjaan, bukankah hal tersebut akan sangat tidak baik untuk keamanan si janin? Apalagi jika pekerjaan yang dilaksanakan tergolong pekerjaan berat.
Banyak majikan yang sengaja mencari PRT yang belum menikah karena alasan ini. Pantas dan wajar jika mereka akan kecewa jika kemudian mendapati PRT nya hamil, meskipun begitu majikan tidak boleh melanggar hukum.

Disisi lain banyak BMI yang belum paham tentang hal ini, sehingga ada yang merasa ketakutan ketika mengetahui dirinya hamil. Saya juga tidak paham, kenapa hamil kok takut ketahuan???? Bukankah hamil itu adalah anugrah dari Tuhan yang didambakan setiap wanita, termasuk saya, sayangnya saya belum terfikir untuk menikah, apalagi hamil.

Sabtu, 04 Januari 2014

Makhluk alim di negeri Beton ~ cerbung Part 4

“lagian kan jilbab itu bukan sesuatu yang bisa dijadikan tolok ukur keimanan seseorang, jilbab itu perintah yang wajib dan ga bisa ditawar tawar, ga lucu ah perintah Allah ditawar tawar kayak beli sayuran aja“ aku  mencoba mencairkan suasana yang agak tegang itu dengan sedikit guyonan, kami tersenyum  simpul.

“Ya. Emang benar. Kita berhak berpendapat apapun, tapi tidak kita tidakberhak untuk menilai keimanan seseorang” aku mencoba membuka obrolan lagi.

Mba Nur pun menimpali “Karena tak ada satu manusia pun yang pantas merendahkan manusia yg lainnya, atau merasa lebih hebat atau suci dari manusia yg lain,biar Allah saja yang punya hak untuk menilai hamba Nya.
Ketika seorang akhwat dengan jilbab lebar berani menilai saudarinya yang berjilbab lebih pendek darinya dengan anggapan mereka yg mengenakan jilbab tak selebar dia adalah orang2 yg berada di bawah levelnya, sesungguhnya saat itu juga keimanan nya harus dipertanyakan, naudzubillah, semoga kita terhindar dari sifat seperti itu“

“Ahhh lagian ngapain sibuk menilai orang lain, sibukkan saja berbenah diri sendiri. Itu lebih baik.“ Umi ikut angkat suara.

Setelah terdiam beberapa menit Wati akhirnya berbicara “ tapi rasanya aku belum siap untuk berjilbab , aku takut jika nanti bongkar pasang jilbabku, apa kata orang? Aku belum siap. Mungkin Allah belum memberiku hidayah“

“emang mba Wati tahu kalo Allah belom ngasih hidayah? Gimana liatnya? Bukankah hidayah itu harus dicari dan diterima? Ngapain npeduliin orang ngomong apa?  Tapi kalau memang dasarnya ga ada niat sih susah, aku dlu aja kadang juga ga berjilbab, bukanya apa apa, cuman lg proses belajar, aku sering dapat komentar berbeda, ada yg muji, ada yg sinis, namanya orang ya pastilah suka komentar, setelah itu suka paka jilbab dimodel2, eh sekarang sudah paham bahwa jilbab syar‘i itu simple, tampil apa adanya, ga perlu repot apalagi sampai mengganggu aktifitas orang lain , dulu yah, aku tiap abis wudhu pasti ngantri didepan cermin toilet, buat pasang jilbab, ga perduli orang mau cuci tangan, karena dlu belum paham“ ungkap Umi menceritakan masa lalunya.


Mba Umi merendahkan suaranya, memandang wajah Wati“ Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Kita tidak tahu usia sampai kapan mba, jika kita bisa memulai melaksanakan perintahnya sekarang , kenapa musti nunda? Sekali lagi jilbab itu wajib, kita hidup karena Allah, bukan karena manusia, semua butuh belajar, mari kita belajar melakukan karena Allah, bukan karena omongan orang“

Pengeras suara menyampaika MTR telah sampai di Cause Way Bay, kami berempat turun, sama sama menuju exit E.

Bersambung

Penulis Eva Mitrawati

Makhluk alim di negeri Beton ~ cerbung Part 3


Jika ada seorang wanita berjilbab, tapi kelakuannya buruk. Berarti, wanita itu hanya sekedar 'mengetahui' belum 'memahami'.Kita tidak boleh menyalahkan jilbabnya. Apalagi menantangnya untuk melepas jilbab,  jilbab selalu dikambing hitamkan. andaikan kita bijak, seharusnya kita yg memberi contoh, dimulai dari diri sendiri, jangan sampai kita hanya bisa berkomentar, menguliti , mengingat ingat dan menyebarkan keburukan orang lain, sampai keburukan sendiri tak terlihat.

Perlu juga diingat bahwa perilaku individu tidak bisa menilai jeleknya orang yang berjilbab secara keseluruhan. Bahkan banyak wanita yang berubah menjadi lebih baik karena merasa mendapatkan hidayah Allah setelah berjilbab menutup aurat, tak percaya? itu mba Tia buktinya“, aku sempat kaget namaku sisebut, tapi memang benar yg mba Nur ungkapkan.

Aku tersipu dibuatnya dan menimpali ucapan mba Nur,“ eh, soal jilbab kardus, make up tebal tadi, kita perlu mengetahui bagaimana berjilbab yang diperintahkan Allah ,Baju ketat? Kita ini kan diwajibkan menutup, bukan membungkus, ya jelas lah kalau kita mau paham, kita akan jelas perbedaan kata menutup aurat dan membungkus aurat. Ngerti kan maksudku??“

wati menggeleng kepala, mengernyitkan dahinya, tanda ia tak mengerti maksud pertanyaanku.

“gini , jadi kalau yg belum paham itu biasanya membungkus aurat itu pake ketat dan transparan,  , sedang bagi yg udah paham , menutup itu jelas harus tidak terlihat bentuknya, yah pake baju gamis kedodoran yg biasanya Umi sebut ga fasionable ituh... “ aku melirik Umi.

“wah, aku kesindir nih, eh Tia, aku kan baru belajar berjilbab, pakai pasmina aja kamu yg ngajarin, aku belum pede lah pake baju kaya gitu.. Bisa kaget pacarku ntar“ Umi melotot ke arahku.

Mba Nur kembali berceramah bak bu ustadah, “Banyak kita dengar istilah ”jilbab gaul”, ”jilbab modis”, padahal islam hanya mewajibkan jilbab syar’i. Alih alih menaati perintah Allah justru karena niat yang salah akhirnya nama islam jadi tercemar, astagfirullah. Mencemarkan hukum Tuhan pun ada jatah dosanya sendiri loh.. Yah, kita patut hargai niatanya berjilbab itu, dan mendoakan semoga segera alih haluan ke jalur yang diharuskan.

Untuk bongkar pasang? Jilbab yang sudah dikenakan dengan benar, insya Allah akan memberikan pengaruh besar untuk melakukan kebaikan, sedangkan menanggalkannya bisa membuka peluang besar bagi jalannya bermacam-macam maksiat. Karena pada dasarnya tidak berjilbab merupakan kemaksiatan. Walaupun jilbab itu tidak menutup kemungkinan negatif dan bukan menjamin kebaikan seluruhnya tetapi dampak positif yang dicapai oleh wanita berjilbab jauh lebih baik dibanding wanita yang tidak berjilbab. Jika masih menganggap aku bicara ngawur, cobalah mba, sebulan aja kamu pakai jilbab dan baju yg syar‘i, ..coba dulu...
Sebab wanita yang berjilbab itu telah memperoleh sebagian dari kebaikan/keutamaan sedangkan kebaikan lainnya harus dipenuhi dengan kewajiban lainnya. Wawlahu‘alam“

Umi seolah terbius dengan apa yang kami utarakan, ia menyimpan hp nya di saku. Pun Wati yang tak berkedip dan sesekali mengalihkan pandangan ketika matanya bertemu dengan mata mba Nur, ia terlihat canggung. 

Bersambung

Penulis Eva Mitrawati

Makhluk Alim di Negeri Beton ~ cerbung Part 2

Wati dan Umi  berdiri di sebelah kami,
Obrolanpun kami lanjutkan.....

“Bagaimana tuh mba kalo sperti yang aku bilang tadi? Kok mba Nur malah meghindar ga jawab?“, Wati menagih komentar mba Nur, ia kira mba Nur menghindarinya, padahal langkah cepatnya karena ia hanya tak ingin matanya melihat hal yang tak pantas untuk ia lihat.

Mba Nur dengan santai tapi tegas menjawab..

“Manakah di antara kedua hal tersebut yang lebih baik? Berjilbab tapi tak bisa menjaga sikap, atau tak berjilbab tapi  berperilaku baik, pastilah jawabanya yang paling baik adalah berjilbab dan berkelakuan baik.
Mba, ketika seorang muslimah telah baligh  maka wajib baginya untuk berjilbab menutup aurat. Ini bukan hanya opiniku, tapi perintah Allah,
Moral atau akhlak itu adalah perkara berbeda,  ada hukum tersendiri yang mengaturnya, tak bisa antara kedua hal ini dibandingkan, karena bukan tandinganya.
Seharusnya kita memahami berjilbab adalah kewajiban yang mutlak bagi seorang muslimah dewasa , entah dia berkelakuan baik atau buruk, jilbab wajib dikenakan, bukan hanya dikhususkan untuk yang siap atau tidak siap, pantas atau tidak pantas tapi semua muslimah“

“jo lito a bobo!“ mbak Nur berdiri dari tempat duduknya dan menyilahkan nenek yg sudah lansia menempati kursinya, dia berdiri dan mencari pegangan untuk menahan keseimbangan karena laju MTR yang kencang. Ia melihat seorang BMI yg sedang bermain hp bersandar di tiang tengah MTR, padahal seharusnya tiang tersebut untuk berpegangan, dengan santun mba Nur menegur orang tersebut “excuse me, are you Indonesian?“ . “iya , mba?“ wanita itu menoleh ke mba Nur tanpa rasa bersalah, “tiangnya jangan buat bersandar mba“, “ oh maaf mba, silahkan“ .. Setelah berhasil berdiri dengan nyaman, mba Nur melanjutkan penjelasanya, kami bertiga akhirnya merapat.

“banyak dalil-dalil tentang kewajiban berjilbab, hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki- laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita.

Sabda Rasulullah shallallahu ’alahi wassalam yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dari ’Aisyah,Hai Asmaa! Sesungguhnya perempuan itu apabila telah dewasa/sampai umur, maka tidak patut menampakkan sesuatu dari dirinya melainkan ini dan ini, kira kira begitulah,. 

sebagai seorang muslimah,jilbab itu hukumnya WAJIB. Tidak ada tawar-menawar dalam hal ini. Namun, terkadang jilbab dijadikan tolak ukur perilaku seseorang.''dia berjilbab, tapi kelakuannya buruk''.Pertanyaan saya,kenapa MENYALAHKAN jilbabnya?!

Bersambung 

Penulis Eva Mitrawati

Makhluk alim di negeri Beton~ cerbung part 1


“tidak ada yang lebih baik diantara keduanya“ ,mba Nur menanggapi percakapan antara Wati dan Umi yang saat itu entah dari mana awalnya kami berempat membahas masalah jilbab dan akhlak.

“kalo menurutku lebih baik hatinya dulu yang di jilbabi“,  Wati begitu antusias menjawab.

Mendengar ucapan Wati aku tak terima,  “, wah, jilbab itu kan menutup, kalo hati ditutup gimana hidayah bisa masuk? Harusnya yang ditutup auratnya mba, nahh hatinya di buka lebar.. Biarkan aura kita terlihat cantik dengan menutup aurat secara syari“ 

“tapi kan mba,masalah kelakuan itu bukan salah jilbabnya, emang dasarnya aja dia orang bejat“, Umi dengan santai menjawab sambil pandanganya terus berkonsentrasi dilayar HP.

.. Yah saat itu kami berjalan menuju MTR bersama mba Nur, Wati, dan Umi. ...

“wanita yang tidak berjilbab tapi tingkah laku dan hatinya bagus, perkataanya juga terjaga,  dan justru aku masih sering ketemu wanita yang berjilbab tp ternyata hatinya rusak, jilbabnya bermodel ga karuan, dandan make up tebal, baju ketat, suka ngomongin orang,  jilbab hanya sebagai kedok, topeng belaka, kerdus alias kerudungbdusta,yah mending copot aja jilbabnya ga usah jilbapan, munafik“ dengan tanpa ragu Wati yang memang tidak brjilbab diantara kami berempat melontarkan pernyataan yang terdengar kasar tersebut.

“ASTAGFIRULLAH!!“ tiba tiba mba Nur mempercepat langkah kakinya, ia sedikit menyinsingkan gamis panjangnya dan menundukkan pandangan, berjalan di eskalator, menyalip orang2 yg ada didepanya.. kami bertiga tertegun dan aku langsung mengejarnya..

Tiba di depan pintu tungu kedatangan MTR kami berhenti dan mengantri, time board menunjukkan MTR akan datang 1 menit lagi, aku yang selalu banyak tanya ini penasaran.
“mba Nur knapa kok tiba tiba jalanya cepet gitu?”

“ga apa apa mba, aku hanya ga sengaja lihat poster iklan di belakang tadi”
Aku toleh ,,O ooo.. Ternyata gambar wanita cantik nan sexy dan pria  terpampang di poster iklan merk pakaian dalam wanita dengan hanya mengenakan bra dan celana dalam....... Aku pahami mba Nur merasa hal tersebut tak pantas dilihat.

Bersambung

Penulis Eva Mitrawati