Rabu, 26 Agustus 2015

BMI HK Hampir Aborsi Karena Takut Kehilangan Pekerjaan

“Rey, punya info dokter aborsi di HK  gak?“

Begitulah bunyi SMS yang saya terima dari seorang kenalan saya pada pagi itu, sebut saja namanya Fina.
Suatu pertanyaan yang benar benar bisa membuat jantung saya berdegup keras.
Saya mencoba mengatur emosi, mencoba menelfon nomor Fina, tapi tak diangkat, karena pagi adalah waktu yang sibuk bagi kami seorang BMI, menyiapkan sarapan majikan, atau keperluan anak sekolah.

“siapa yang mau aborsi Fi?“

Saya kirim SMS untuknya dengan menahan segudang kekhawatiran.

Sebenarnya saya bisa saja menjawab “TIDAK TAHU“, namun entah kenapa perasaan saya melarang jawaban tidak tahu itu, karena jawaban itu sama saja menyilahkan dia bertanya kepada orang lain.

Dalam benak saya saat itu  “aborsi adalah suatu tindakan tidak manusiawi, dan pembunuhan, di HK aborsi tanpa sebab yang jelas bisa dikategorikan sebagai tindakan kriminal, apalagi jika dilakukan tanpa bantuan dokter medis pada bidangnya“

Fi: “bukan aku, temenku baru cuti , balik sini hamil“

Saya:“loh kenapa aborsi? Suaminya tahu gak?“

Fi: “suaminya gak tahu, dia takut diterminate , padahal dia nanggung hutang bank disini, buat biaya bikin rumah“

Saya: “orang hamil tidak boleh di terminate Fi, jika majikan melanggar, dendanya 100 ribu dolar“

Fi: “ah masak? Kamu kata siapa Rey?”

Saya: “itu peraturanya jelas, ada dibuku, dari pemerintah HK, masak temenmu gak tahu?“

Saya: “boleh minta nomor temanmu? Aku pengen ngobrol sama dia, atau kasihkan nomorku ke dia”

Saya: “apapun yang terjadi jangan sampai kepikiran aborsi, itu sama aja ngebunuh orang Fi“

Saya: “kalau majikan menginterminate dia karena dia hamil, majikan bisa dituntut“

Setelah 2 hari kemudian, Fina baru membalas SMS saya

Fi: “makasih Rey infonya, temanku sekarang gak jadi aborsi, dia lanjut kerja“

Saya: “syukurlah“

~~~~~~~~
Semenjak saat itu, saya sering sekali memberitahukan pada teman teman tentang peraturan hamil bagi PRT , tentang hak hak pekerja yang hamil dari pemerintah HK, kemana mencari info, bantuan, atau pendampingan . Karena hanya sebatas itu yang saya mampu, saya bukan anggota lembaga atau organisasi apapun, saya hanya seorang BMI yang benar benar tidak rela jika sahabat, saudara sesama BMI saya justru terjerumus dalam masalah baru karena ketidak tahuan mereka, padahal di Indonesia sana keluarga begitu mengharapkan agar kita jauh dari masalah saat diperantauan.

Namun karena keterbatasan kemampuan saya menyampaikan pesan, justru saya sering kena bully dari sesama BMI.
Mereka mengira saya mengampanyekan peraturan itu sama saja dengan saya menyilahkan BMI hamil diluar nikah dengan WNA.

Yaa Allah... Kadang saya emosi, tapi saya tidak boleh meluapkan emosi saya, selalu ingat pesan kak Fendy “sabar, selalu ingat niat awal, kamu ingin meberikan info, diterima ya syukur , enggak yaudah, jangan sampai bertengkar dengan orang yang gak paham“

Kadang saya marah pada pemerintah yang sama sekali tidak peduli pada calon BMI yang akan berangkat ke LN, semua tanggung jawab diserahkan pada PJTKI.
Kadang saya marah pada PJTKI dan agent, karena mereka hanya berfikir bisnis, bahkan saya sendiri adalah korban pembodohan oleh PJTKI dan agent (ini sudah saya tuliskan di catatan saya yang lainya)

Pemerintah HK sudah memberikan peraturan yang tertulis dibuku, disiarkan di TV, media cetak, bahkan bisa diakses oleh siapa saja melalui webnya, ditranslate dengan berbagai bahasa, termasuk bahasa Indonesia, sangat memudahkan BMI.

Saat datang sampai bandara, BMI diberi buku panduan ini, namun dirampas agent, hak BMI mengikuti arahan oleh KJRI juga tidak diberikan, sengaja dibutakan peraturan.

Banyak BMI tidak tahu bahwa pembayaran agent hanya 10%, bagaimana cara memutus kontrak, hak apa sajayang didapat saat diputus kontrak, bagimana jika tak diberi makan, tempat tinggal, dan gaji yang seharusnya, dan masih banyak lagi pertanyaan yang sebenarnya jawabanya sudah ada dan sangat jelas.

Sampai pada hak BMI hamil apa saja? Mereka tidak tahu.

Dari tidak tahu, maka tidak terfikir untuk mencari tahu, meskipun banyak koran gratisan membahas ini, memiliki HP yang bisa digunakan untuk mengakses web labour, group2 BMI, hari libur yang sebenarnya bisa digunakan untuk mendapat info masalah ini, .. Namun semua itu seperti tak berguna karena pada dasarnya TIDAK TAHU bahwa jadi babu pun ada hak hak nya. Dan semua ini berawal dari pembodohan yang dilakukan pihak PJTKI.

Coba , pihak PJTKI mengenalkan hak hak pada calon BMI, tidak hanya menekankan kewajiban saja, bahkan saya ingat betul doktrin yang diberikan pada saya jaman saya di PJTKI dulu. Bodohnya saya karena begitu manut, sangking butuhnya pekerjaan dan baru pertama kali ke LN.

Kembali ke masalah hak BMI hamil di HK. Saya penah menuliskan masalah ini, dengan judul “hamil di HK? Kenapa takut?“.
Dimana saat itu saya dibully, namun ada juga yang mendukung apa yang saya lakukan.
Saat itu saya tidak menuliskan alasan saya ngotot membahas masalah ini, karena menurut saya cerita Fina ini adalah aib , sekarang saya berfikir “semoga dengan saya share cerita seorang BMI yang ingin aborsi karena tidak tahu peraturanya ini bisa menjadi jalan teman teman lainya berfikir  betapa bahayanya akibat tidak tahu itu“

Ingat, BMI itu perempuan, hamil itu hak perempuan, majikan yang mempekerjakan BMI tapi memecat dengan alasan hamil atau takut BMI nya hamil, lebih baik mempekerjakan laki laki saja, atau robot.

Membolehkan wanita hamil bekerja keras itu tidak manusiawi, dengan alasan itulah pemerintah Indonesia melarang wanita hamil bekerja sebagai BMI di LN.

Namun pikiran bisnis pihak PJTKI justru membuahkan tindakan yang lebih tidak manusiawi, calon BMI DILARANG HAMIL , bahkan ada PJTKI yang memaksa calon BMI nya disuntik KB, atau meminum obat KB , padahal si BMI masih berstatus lajang . Ada lagi yang memaksa calon BMI hamil pulang, dengan menandatangani kertas kosong, dimana kertas tersebut bisa diisi apa saja semau pihak PJTKI. Setelah melahirkan maka pihak PJTKI akan mengeluarkan surat tersebut agar  calon BMI menuruti kemauanya, entah membayar hutang sekian puluh juta yang tidak jelas perincianya atau bekerja membayar denda dll.

Kembali lagi saya tuliskan opini saya, demi kenyamanan janin, ada baiknya saat kita mengetahui kehamilan kita atau mengetahui istrinya hamil, lebih baik istirahat, pulang Indonesia, kecuali jika memang merasa kuat 100% tahan banting. Bagaimanapun juga, janin kita lebih penting.

Sabtu, 09 Mei 2015

MENERIMA DAN MEMBERI TEGURAN

Berlapang Hati Menerima Teguran.

Ada kalanya kita mengedepankan buruk sangka ketika ditegur atau diperingatkan atas kesalahan yang kita lakukan, karena mungkin saat itu kita belum menyadari bahwa kita salah. Rasa malu, gengsi bahkan kadang sakit hati tak jarang menguasai fikiran setelah mendapat teguran.
Bahkan kadang terlintas di hati kita bahwa yang menegur itu kepo, sok tahu, suka mencari masalah dengan kita, dan banyak lagi prasangka buruk yang muncul.

Lalu bagaimana agar bisa berlapang hati menerima teguran? Kucinya adalah pada cara berfikir kita, HINDARI BURUK SANGKA,  sama sama berfikir, kenapa tidak berfikir yang baik saja? Anggap saja yang menegur itu perhatian dan sayang sama kita, mereka masih mau meluangkan waktu untuk memperhatikan kita.

Pernahkah kita berfikir posisi yang menegur bagaimana?
Bayangkan jika yang menegur itu adalah kita, bagaimana perasaan anda ketika harus menegur orang lain?
Menegur itu lebih tidak enak dari pada orang yang menerima teguran bukan?
Karena ada beban tersendiri ketika harus memperingatkan dan mengungkapkan kesalahan orang lain.
Makanya tidak heran jika muncul perasaan sungkan dan risih saat harus menegur orang yang salah.
Jika memang orang tersebut salah, memang kewajiban kita menegur.

Cara menegur seseorang juga harus mengedepankan rasa kasih sayang, demi adanya suatu perubahan. Tetap mengedepankan prasangka baik, anggap saja orang yang melakukan kesalahan tersebut karena belum tahu kesalahanya apa. Dan tugas kita memberi tahu. Jangan sampai prasangka buruk menguasai sebelum mencoba, apalagi berfikir bahwa orang tersebut sengaja melakukan kesalahan itu. Karena jika prasangka buruk sudah menguasai, akan susah menemukan cara menegur dengan baik. Bukanya yang ditegur senang karena diingatkan, justru bisa jadi akan muncul masalah baru. Untuk menghindari hal itu terjadi ada baiknya kita menyusun cara menyampaikan teguran dengan sebaik mungkin.

Sebaiknya kita tidak mencari-cari kesalahan orang lain, artinya kita harus menegur secara obyektif. Jangan sampai hanya karena tidak suka kepada seseorang, lalu menyalahkan apa yang ia lakukan, padahal itu bukan suatu kesalahan. Maka kita harus mencari tahu dulu kebenaranya , apakah dia benar salah? Atau kita hanya salah sangka? Apalagi jika masalah itu tidak kita saksikan sendiri, misalnya hanya kata orang ketiga tanpa bukti.Klarifikasi dulu kepada orang yang akan anda tegur, bila perlu hadirkan juga pihak ketiga tadi.

Tidak menunda-nunda waktu untuk menegur, karena hal ini akan berakibat yang ditegur merasa itu bukan kesalahan.

Lakukan secara sersonal . Ingatlah, jangan pernah menegur ditengah orang banyak dan dengan bantuan orang lain, lakukan empat mata, pilih tempat yang melindungi privasi, bersikaplah sebijak mungkin, anda akan menegur, bukan menghukum, jangan mempermalukan orang tersebut didepan orang lain.

Gunakan bahasa yang halus/tidak kasar, namun tegas , akan lebih baik jika cara penyampaian kita tidak seperti mengurui, tapi cenderung mengajak. Ada kritik ada saran, ingat anda akan menegur, bukan menghakimi.

Jangan gunakan sindiran yang anda pikir dia akan paham, ingat apa yang anda pikirkan tidak sama dengan apa yang orang lain pikirkan, tidak semua orang mampu menanggapi sindiran dengan baik.

Teguran hendaknya tidak melenceng dari persoalan, artinya hindari menyinggung hal-hal yang tidak ada kaitannya dengan masalah pokok, apalagi masalah pribadi diantara kita.

Beri kesempatan pada orang yang kita tegur untuk memberikan penjelasan, hal ini juga membantu kita dalam memecahkan persoalan dan memberikan saran. Jangan sekali kali mengintimidasi atas kesalahanya, bisa jadi dia justru tidak akan mau menerima teguran dan malah keukeuh dengan kesalahanya.

Jika kita telah menegur dengan baik baik justru dia berburuk sangka dan tidak ada iktikad baik darinya untuk berbenah, maka tugas kita cukup mendoakan. Setidaknya kita telah melakukan hal yang benar, yaitu BERANI menegur. Tentunya kita pernah menemui kasus dimana A membuat kesalahan, B mengetahui tanpa klarifikasi langsung membicarakan kesalahan A kepada si C. Seandainya anda diposisi A dan mengetahu hal itu, pastinya anda tidak suka bukan? Hanya berani berbicara dibelakang,,namun tidak berani menegur langsung.

Semoga bermanfaat, silahkan dikoreksi jika ada yang menurut anda salah, tegur saya jika anda rasa saya salah.

Rabu, 06 Mei 2015

CARA MENGHINDARI PENCURIAN BAGASI

~Jangan sekali-kali Anda menyimpan barang berharga di dalam bagasi. Bawalah barang berharga Anda ke kabin.

~Jika terpaksa menaruhnya dibagasi, atur dengan baik saat packing, letakkan barang berharga di bagian dalam, sehingga sulit ditemukan oleh pencuri.

~ Jangan menggunakan koper bagasi beresleting. Pencurian barang-barang berharga bisa saja dilakukan pelaku dengan cara merusak resleting tas/koper. Untuk menjaga keamanan barang-barang berharga, sebaiknya Anda pilih koper yang memiliki kode yang hanya bisa diketahui oleh Anda saja.

~ Membungkus koper/tas dengan plastik atau kain yang agak tebal,  membungkus bukan menutup, terutama bagian resleting, kalau perlu, lakban berlapis.

~ Saat mengambilnya di conveyer belt, Anda harus langsung mengecek isi di dalam tas tersebut. Jangan mengeceknya saat berada di luar bandara atau rumah. Jika ada tanda-tanda mencurigakan, seperti tas menjadi rusak, maka Anda bisa segera menghubungi petugas bandara atau maskapai yang bersangkutan.

ETIKA BERTANYA KEPADA SESEORANG

Bertanya itu juga butuh etika loh, kali ini saya akan menyampaikan beberapa etika atau adab dalam menyampaikan sebuah pertanyaan secara tertulis kepada seseorang, tepatnya pertanyaan yang diajukan via media sosial, sehingga penjawab lebih merasa nyaman untuk membalas pertanyaan anda.

Yang utama haruslan sopan dan ajukan pertanyaan pada orang yang tepat atau menurut anda menguasai dalam bidangnya.

1. Gunakan bahasa yang jelas, hindari penggunaan bahasa daerah atau campuran bahasa asing, lebih baik gunakan bahasa Indonesia.

2. Jangan menyingkat tulisan, gunakan EYD sebaik mungkin,jangan menggunakan tulisan yang susah dibaca seperti tulisan alay , hindari menggunakan tulisan dengan huruf asing (Arab, Jawa, Jepang, Cina dll).

3. Awali dengan menuliskan salam, jika anda mengetahui orang yang anda tanyai beragama Islam, yang paling baik adalah mengawali dengan ucapan salam yang sempurna. Namun jika anda tidak tahu orang tersebut siapa, ada baiknya cukup tuliskan salam kenal atau ucapan selamat pagi, siang, sore malam dll.

4. Sertakan nama asli, jika memungkinkan bisa ditambahi informasi identitas pribadi lainya. Ini berguna agar yang menjawab bisa mengatur jawaban yang sekiranya anda bisa memahami dan puas akan jawaban yang ia berikan.

5. Sampaikan pertanyaan dengan jelas dan tidak bertele-tele. Jika pertanyaan itu berkaitan dengan klarifikasi atas suatu kabar yang tidak jelas,  sertakan info tambahan, misalnya sumber berita yang dimaksud.
Tulis dengan jelas point pertanyaan.

6. Ucapan permintaan maaf karena mungkin saja anda telah menyita waktu sibuknya untuk menjawab pertanyaan anda.

7. Ucapan terimakasih atas kesediaan menjawab pertanyaan anda.

Begitulah sedikit dari banyak tata cara yang perlu diperhatikan sebelum mengajukan suatu pertanyaan tertulis, cara ini akan sedikit berbeda jika anda mengajukan pertanyaan secara langsung bertatap muka, lain kali akan saya tulis lagi untuk masalah ini. Semoga bermanfaat.

Selasa, 21 April 2015

Ketika jengkel dengan keluarga

Saat keikhlasan diuji, jadikan Al-Qur‘an sebagai penguat hati, senjata ampuh penolak segala jenis kegalauan...   jangan cuman baca arabnya, tapi nikmati artinya juga

Pastinya kita semua (kalau gak mau ngaku yaudah dehhh anggap aja saya sendiri gak usah pakai kata “kita“ :-D) pernah mengalami difitnah, dituduh yang bukan bukan, dicaci, dimaki bahkan dihina hina , jika yang memperlakukan itu hanya orang didunia maya, atau hanya sekedar kenalan saja mungkin masih bisa diabaikan, tapi bagaimana mungkin jika yang memperlakukan itu adalah keluarga, orang tua, suami, istri, saudara atau anak mungkin??? Yang dicintai, yang dikasihi, yang disayangi... Rasanya sebagai manusia biasa mustahil jika tidak galau, sedih,gundah,dan bahkan jika tidak kuat iman pasti sakit hati dengan sikap mereka. Bahkan dengan alasan “BERSABAR“ kebanyakan pasti memilih diam, karena tidak ingin ada pertengkaran yang tambah memperkeruh keadaan, menahan kekecewaan didalam hati, walaupun kalimat sanggahan sudah ada diujung bibir, tapi tetaplah akan ditahan dan ditelan lagi, mengganjal di tenggorokan, menyesakkan hati, manusiawi jika menangis...

Tidak perlu berlarut2, .. Semua ada waktunya, dan saat itu adalah waktunya bersedih, boleh, tidak dilarang... Galau? Bolehhh tapi jangan umbar kegalauan di medsos, curhat sama Allah, pahami jawaban Allah yang sudah ada dalam Al-Qur‘an , inshaAllah beberapa menit kemudian senyum manis pasti akan menghiasi wajahmu, senyum penuh kebahagiaan karena mensyukuri apa yg terjadi  ... Bagaimanapun juga buah kesabaran itu manis rasanya ..

Tulisan dari dan untuk diriku :-)